Cho Story - Bikin Film Horror, Setannya Ikut Syuting
Kata
orang, kalau bikin video atau syuting film yang berhubungan sama hantu, mereka
suka ikut muncul. Awalnya sih enggak, tapi ternyata mereka beneran ikut
syuting.
Hal ini terjadi ketika
aku harus membuat film pendek untuk ujian akhir semester di mata kuliah
produksi film bersama 14 temanku yang lain. Saat itu kelompok kami mendapatkan
naskah film bertema horror, film ini menceritakan tentang seorang mahasiswa
yang baru saja pindah dan mendapatkan kosan baru dengan harga murah atas
rekomendasi temannya. Kosan besar ini hanya diisi oleh beberapa orang saja,
tanpa menaruh curiga tokoh utama menempati sebuah kamar yang seharusnya dari
awal sudah terasa hawa yang berbeda. Ya namanya kosan murah mah sikat aja~
Pasca naskah dibagikan,
kelompok kami langsung bergerak mencari tempat untuk syuting. Tentu saja yang
penampilan dan suasananya horror, setelah beberapa hari akhirnya disepakati
bahwa tempat yang akan digunakan adalah rumah temanku. Fyi, temanku ini tinggal sendiri di rumah berlantai dua. Rumah lho bukan kosan. Biar tergambar, aku
akan menceritakan letak rumahnya. Rumah temanku ini terdiri dari dua lantai,
lantai pertama terdiri dari satu kamar yang sudah lama tidak dipakai, ruang
ruang keluarga di depan kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Lantai kedua
terdiri dari ruang tv, kamar di dekat ruang tv, lorong, kamar paling pojok,
balkon dan gudang. Lantai dua ini adalah tempat yang sering dipakai oleh
temanku.
“Kita berdoa semoga
syuting hari ini lancar ya” ucap sutradara kami saat itu, kami mengaminkan
semua.
“plis ini mah jangan ada
yang sompral ya” lanjutnya mengingatkan kami
Pada hari pertama kami
syuting menggunakan kamar di lantai satu yang sudah beberapa tahun tidak
digunakan. Kebayang kan betapa banyaknya hantu disana lembabnya kamar
tersebut. Dan benar saja, saat masuk ke kamar tersebut hawa dingin langsung
terasa. Padahal itu siang-siang lho, tidak
ada ac, kipas angin, hujan, bada,
angin puting beliung dan sebagainya. Entah mungkin si hantunya lagi pakai kipas
karena kegerahan. Tentunya kipas dunia hantu lah. Dari awal syuting aku sudah
merasa khawatir takut-takut terjadi sesuatu selama kami syuting. Ini terjadi
gara-gara aku mendengar banyak cerita kejadian mistis saat syuting film horror.
Misalnya kayak Danur – nya Risa Saraswati, Hangout
– nya Raditya Dika atau film horror lainnya. Tapi karena masih siang, si hantu sepertinya
belum mood mengganggu kami.
Setelah beberapa scene siang sudah kami selesaikan, kami
pun istirahat dan melanjutkan kembali pukul 08.00 malam. Aktris yang berperan
sebagai hantu pun mulai dirias, dari sana kami sudah mulai merasa hawa di rumah
tersebut sedikit berbeda. Entah karena suasana mistis atau kami yang belum
mandi dari siang. Syuting pun terasa
lebih mendebarkan karena suasananya sudah malam, rasa khawatir kembali muncul
tetapi juga penasaran kira-kira bakal ada yang kesurupan ga ya.
“Woy ini kita hantunya
satu doang cukup?” pimpinan produksiku berteriak
“cukup lah, di naskah
juga cuma satu” jawabku
“siapa tahu kurang,
entar kita minta hantu beneran buat syuting. Aku suka hantu aku suka hantu”
pimpinan produksiku cengengesan disusul teriakan kru yang lain karena merasa ketakutan. Lalu
pada jam 11.00 malam, scene hantu pun
mulai turun dari lantai dua dan mengambil posisi di ruang tamu lantai satu.
“Ruang tamu kok panas
banget ya semenjak hantunya turun, bikin sesek” kata salah satu campers.
“Gara-gara belum mandi
kali lu” timpal kru yang lain.
Setelah 15 jam kami
syuting, ternyata tidak ada kejadian apapun. Bahkan saat bagian hantu yang acting, hantu betulannya pun tidak ada
menampakkan diri. Aku berasumsi bahwa mereka hanya ingin menonton syuting kami
di pojokan tembok, atau duduk-duduk di pegangan tangga. Atau mereka memang
sedang tidak bergairah mengganggu manusia, buang-buang
waktu mungkin pikir mereka. Dan segala cerita yang aku baca tentang syuting
film horror menguap begitu saja, ah gak
ada apa-apa kok.
Selesai syuting,
beberapa hari kemudian kami tim editor mulai menyortir video mana saja yang
akan digunakan. Video satu per satu kami tonton, sampai pada satu video yang
membuat kami harus memutarnya berulang-ulang.
“Eh pas adegan di
tangga di belakang kita ada orang?” tanyaku pada kedua temanku yang lain.
“Ada, tapi pas take ke berapa gitu mereka pada pindah
ke pinggir jadi kosong” jawab temanku, lalu aku menunjukkan video yang
kutemukan. Jadi adegan dalam video itu tokoh utama dan temannya sedang menaiki tangga
untuk mengecek suara yang terdengar dari lantai atas. Dalam video tersebut,
ruang keluarga di depan kamar yang kosong masuk ke dalam frame, jadi seharusnya memang tidak ada orang disana. Tapi dalam
video yang aku temukan terlihat seseorang yang berdiri menghadap kamar
menggunakan gaun putih dan membawa sesuatu seperti lampu redup.
“Coba puter videonya”
pinta temanku, aku pun memutar video tersebut. Terdengar suara sutradara
mengatakan action!!, saat kedua tokoh
bergerak menuju ke lantai dua, sosok dibelakang ini pun bergerak menuju kamar.
Melayang lho bukan berjalan. Kami pun
berdebat sosok tersebut salah satu kru kami atau bukan. Tetapi setelah video
tersebut tidak ada lagi video yang mengambil adegan di tangga. Jadi sudah
dipastikan bahwa di video terakhir semua kru sudah pindah posisi. Kami pun
saling berpandangan dan tidak ada lagi yang berkomentar. Sampai akhirnya salah
satu temanku yang menjadi sutradara memecah keheningan.
“Tapi hantunya pinter
ya, pas kubilang action dia juga ikut
bergerak. Kayaknya dia denger permintaan pimpinan produksi waktu itu deh” Ucapnya sambil
terkekeh garing disambut helaan nafas lainnya.
Komentar
Posting Komentar