Chopini - Panduan Berkomunikasi Untuk Para Bucin
Kalian pasti sering dengar atau sudah tidak aneh jika ada
seseorang yang mengeluh karena pacarnya tidak peka, ya ya kita satu nasib sering pernah
mengalaminya. Biasanya keluhan ini dimulai dengan pembuka
"Ihhh......."
Warning, ketika mendengar kata itu bersiaplah untuk
mendengarkan keluhan jenis ini. Setelah kalimat pembuka selesai, kemudian
disusul dengan keluhan bertubi-tubi dengan nada tinggi. Seperti pada suatu hari
yang tenang pada saat itu...
"Ih kesel banget deh, masa dia lebih mentingin main
futsal daripada aku"
"Emang dia jarang main sama kamu?"
"Enggak sih, tapi kan aku lagi butuh dia
sekarang"
"Ya udah bilang sama orangnya"
"Harusnya dia peka lah kalo aku ngambek gini, masa aku
ngomong duluan gengsi dong"
Dan kemudian aku hanya tersenyum dan mengatakan "pacarmu
bukan cenayang sayang, dia gabisa baca pikiran kayak uya kuya" "Yaudah
yang sabar nungguin dia peka".
Umm~ sepertinya aku
paham kenapa ada orang yang tidak ingin mengatakan apa yang dia inginkan secara
langsung dan memilih untuk menunggu orang tersebut peka saja. Biasanya beberapa
alasan ini sering dirasakan oleh orang-orang (biasanya perempuan) :
> Gengsi karena sudah ngambek tapi harus ngomong
keinginannya apa
> Gengsi karena harga diri
> Malu-malu tapi mau
> Sudah sifatnya (hehe)
Benar gak? benar dong, soalnya pernah ngalamin juga (hehe
biar sopan)
Tapi sebenarnya, untuk menjalin hubungan yang baik (asoy)
tidak melulu harus menuntut si doi untuk menjadi cenayang dan memiliki keahlian
membaca pikiran. Dengan mengatakan apa yang diinginkan atau mengatakan
kesalahan seseorang, maka itu akan membantu si pelaku untuk memahami penyebab
kita ngambek. Yaaa~ sebenarnya bukan untuk hubungan menjalin kasih dan cinta
diantara dua insan aja. Hal ini berguna juga untuk kegiatan sehari-hari, sehingga
tidak akan ada lagi rasa sesak dan mandet juga gendok di hati karena tidak bisa
menyampaikan apa yang dirasakan. (Termasuk perasaan, ciyeeeee~) Nah hal ini
disebut sebagai komunikasi yang sehat dalam sebuah hubungan.
Tapi terkadang aku juga tidak paham kenapa orang-orang
lebih memilih ribet marah-marah sendiri dibanding langsung mengatakan apa yang
dia inginan supaya orang langsung mengerti apa yang dimaksud. Kalau mengatakan
langsung apa yang diinginkan kan masalah selesai dengan mudah, dan tidak harus
cape marah-marah sampe wajah penuh kerutan dan ingus kemana-mana karena nangis.
Tapi ya~ kembali lagi, setiap orang berbeda-beda dalam menjalankan hidupnya.
Eniwei~
Ternyata~ hal ini pernah dibahas oleh Raditya Dika dan istrinya
Annisa Aziza di video yang berjudul ‘Rasanya Punya Pasangan Beda Umur 9 Tahun’.
Dalam video tersebut disebutkan bahwa kunci untuk menjaga sebuah hubungan
adalah dengan melakukan komunikasi yang sehat. Jadi bagaimana komunikasi
yang sehat menurut Raditya Dika?
Here it is!
Tidak
memposisikan diri lebih superior dan lebih hebat daripada orang lain, jika
kita merasa seperti itu berarti kita sudah mengecilkan orang lain, sehingga
tidak akan dapat sinerginya antara dua orang itu.
|
Karena ketika kita merasa
kita lebih hebat, maka tidak akan ada komunikasi yang terjadi. Misalnya ketika
ingin mendiskusikan sesuatu, seseorang pasti meminta pendapat orang lain untuk
mencari solusi untuk sebuah masalah yang sedang dihadapi, it means orang tersebut ingin mengetahui perspektif orang lain
untuk masalah yang dimilikinya. Jika kita merasa lebih hebat, lebih superior
dari orang lain, kita akan merasa tidak butuh pendapat orang lain karena merasa
dirinya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Then, if you are double, not
single cara ini bisa dilakukan untuk membangun kerjasama dalam sebuah
hubungan.
Bilang
ke orangnya langsung daripada ngedumel ke orang lain
|
Di video itu anisa bercerita ketika menuntut radit untuk membalas pesannya dengan cepat.
“kamu
ngapain aja sih emang gabisa bales chat Cuma 5 detik aja?”
“gini
ya, aku punya pekerjaan, aku harus mengurusi banyak hal dan tanggungjawabku
ebsar. Dan jujur aku gak punya waktu buat bales chat kamu walaupun Cuma 5 detik”
“kenapa?”
“Ya
karena ada hal yang lebih penting”
“jadi
aku ga penting?”
“bukan
ga penting, kamu bisa dibales tapi nanti setelah semua selesai. Kalo aku harus
bales chat kamu 5 detik dan ga kerja, nanti kita nonton jajannya dari mana?”
“…”
Dari cerita diatas kita
bisa tahu bahwaaaa~ dalam sebuah hubungan penting untuk menjelaskan sesuatu
yang dipermasalahkan dengan-baik-baik.
Yaiyalah, kalo dua-duanya sama-sama emosi yo dhuaarrrrrr meledak dan akhirnya
gak akan menemukan titik temu.
“aku bisa aja bales chat kamu 5 detik, cuman abis itu aku bisa aja
ngomong ke orang-orang ‘gila ribet banget ni cewek’ cuman aku lebih memilih
daripada ngomong ke orang lain, gua bilang aja langsung sama orangnya” –
Raditya Dika
Katakan
apa yang diinginkan
|
“kamu kenapa sih, aku gak ada waktu
deh buat yang gini-gini, kalau ada masalah ngomong aja, aku tu gak bisa
menebak-nebak apa yang harus aku lakukan ke kamu, kamu maunya kayak apa” –
Raditya
Well
I agree with this statement, ketika seseorang menginginkan
sesuatu tinggal dikatakan, simple, tidak ribet dan gak usah marah-marah.
Kecuali kalo doi-mu rese, pakailah bumbu-bumbu marah sedikit biar asiq. Not only say what we want but also say
everything what we feel, kalau marah bilang marah, kalau sedih bilang
sedih, kalau senang bilang senang, kalau kecewa bilang kecewa. Dan akhirnya
berujung dengan diskusi yang menghasilkan saling pengertian. Se-simple itu, guys.
Itulah komunikasi sehat
yang bisa dilakukan untuk kamu, kamu, kamu yang sedang bucin. Tapi gak cuma buat
orang-orang yang memiliki hubungan special but
also bisa digunakan untuk kegiatan
sehari-hari. But apapun dan
bagaimanapun caranya kalian berkomunikasi, remember
bahwaaa~ dalam berkomunikasi akan lebih baik dilakukan dalam keadaan damai
daripada dilakukan pada saat kepala mendidih. Hope you enjoy read this article
(anggap aja artikel). If you want to
watch the videos, you can check this link out
See
ya~~
Bikin senyum senyum sendiri nih bacanyaaa
BalasHapusSenyum senyum ngerasa bukan? Wkwkwk
HapusDi Paragraf2 awal aku sangat tersindir!!
BalasHapusAmpun qaq:((
Hapus