Chopini - Kita Bukan Nobita

 Gambar : jadiberita.com

Pagi ini ketika aku membuka media sosial banyak orang yang misuh-misuh ke tahun 2020
            “2020 tolonglah”
            “please udahan 2020”
            “bisa gak skip aja ke 2021”
            “2020 bisa gak langsung Desember?”
Dan sebagainya
Aku paham kenapa orang-orang ingin segera skip 2020 dan pengen lanjut aja ke 2021. Mungkin pada saat 31 Desember 2019 lalu banyak orang yang gak menyangka awal 2020 akan dimulai seperti ini. Saat itu orang-orang bersuka cita merayakan pergantian tahun baru, berkumpul dengan keluarga, nongki-nongki asik, jalan-jalan, tiup terompet dsb dsb dsb. Ketika masuk tanggal satu Januari semua orang berharap semua hal akan berjalan lebih baik, January please being good on me. Tapi nyatanya 2020 tidak semurah hati itu guys.
Mungkin orang-orang terlalu terlena dengan kecantikan angka 2020, dan semuanya berlomba membuat agenda di tanggal-tanggal cantik. Cari tanggal lamaran, cari tanggal nikah, cari tanggal jadian, cari tanggal putus. Eh ada gak ya? Ya gitu deh pokoknya. Selain cari-cari tanggal orang-orang juga mulai membuat rencana what will I do in 2020 (termasuk aku). Ada yang bikin rencana kuliah, ada yang bikin rencana kerja, ada yang bikin rencana wisuda tahun 2020, ada yang rencana organisasi setahun ke depan, ada yang rencana ini, rencana itu, bahkan Olimpiade Tokyo 2020 aja ditunda!! That’s why people wanna skip 2020 dan pengen pergi aja ke 2021.
Sadar gak sih, 2020 udah kasih clue dari bulan Januari? Bahkan di bulan Januari many things happen sampai ada yang bilang “Januari kok rasanya lama banget ya?” Bencana alam di negara-negara termasuk Indonesia, perang antar negara, public figur yang tiba-tiba dikabarkan meninggal, pandemi covid 19 yang merenggut semua aspek dan banyak hal lain yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan ini.
Tapi sebagai manusia kita hanya bisa misuh-misuh sambil menikmati waktu di rumah aja yang sudah mulai terasa memuakkan. Ingin nongki gak bisa, mau kerja gak bisa ujung-ujungnya liat-liat foto lama dan berakhir dengan videocall. Orang-orang mulai rindu nongki sampai bosan, rindu dimarahi atasan, rindu mendengarkan dosen di kelas, rindu ekskul di luar ruangan dan sebagainya. Rebahan tidak lagi hal yang dirindukan, malah bikin sakit pinggang. Tapi ya mau gimana? Kita bukan Nobita yang punya Doraemon dan bisa minta alat apapun untuk membuat dunia kembali baik, kita hanya insan manusia yang harus dan dipaksa menikmati setiap detik hari-hari yang sedang dijalani.
Tapi emangnya kalau skip 2020 dan maju ke 2021 semuanya pasti akan berjalan baik? Gimana kalo (amit-amit) tidak sebaik yang kita kira? Gimana kalau 2021 akan lebih banyak lagi kejadian yang gak pernah kita sangka? Seperti halnya kita berprasangka ke 2020 tapi semuanya tidak berjalan seperti yang diinginkan. Kalau disuruh milih, aku lebih memilih untuk mundur ke 2019 dan memperbaiki sesuatu yang imbasnya ke 2020. Iya, kayak ngajak orang-orang gak usah makan yang jorok-jorok dan disiplin jaga kebersihan. Walaupun sebenarnya ini udah digalakkan dari zaman Fir’aun main kelereng, tapi ya biasalah kita harus kena imbasnya dulu baru sadar.
Ofcourse yang terjadi hari ini karena sebagian orang tidak aware terhadap kebersihan dan akhirnya orang yang tidak bersalahpun kena imbasnya. Tapi karena sudah terjadi, kita hanya bisa berharap semua orang bekerja sama untuk kembali memulihkan dunia. Kita gak bisa merengek ke Doraemon dan bertanya apa dia punya alat untuk memulihkan dunia dari virus dan parasite lainnya yang merugikan dunia? Hmm.. Parasite di government misalnya.

Komentar

Postingan Populer