Hal yang Kamu Sadari


Siapa sangka di tahun 2021 Tuhan mengharuskan satu orang keluarga berpulang? Benar, ini tidak disangka. Tidak pernah ada jadwal kepulangan dalam rencana keluarga kami, bahkan membayangkanpun tidak pernah. Dengan angkuh dan percaya diri kami memikirkan bisa pulang kembali ke rumah dengan anggota yang masih utuh, nyatanya hal tersebut tak akan pernah terjadi lagi.

Satu hal yang disadari saat seseorang berpulang adalah, kamu harus siap mengulang cerita yang ingin diketahui orang. 

“Gimana kejadiannya?”
”Kok bisa? Tadinya sakit apa?”
”Jam berapa waktu itu kejadiannya”

Dan lain-lain.

Pertanyaan ini akan menjadi pembuka cerita kejadian yang sebenarnya tidak ingin kamu ingat. Apalagi bagi seseorang yang sepanjang hari menjaga, melihat dan menjadi saksi kepergiannya. Semua kejadian itu seakan berputar di pelupuk mata, menjadi bayangan yang membuatmu menampar pipi sendiri dan berkata ”astagfirullah sadar!”

Bahkan saat itu mungkin kamu masih mencerna apa yang sedang terjadi, ”Ini beneran? Ini acara siapa? Kenapa keluarga ngumpul? Kan belum liburan?” hingga akhirnya kamu mendengar tangisan di sekelilingmu. Iya, mereka sedang menangisi kepergian seseorang. Orang-orang akan datang memelukmu dan meminta untuk berbesar hati, mencoba menenangkan dan berkata kamu bisa minta tolong pada mereka kapanpun tanpa sungkan, lalu kamu hanya bisa berkata iya dan terimakasih. 

Dengan kesadaran yang masih on-off kamu menghadapi lautan manusia yang datang silih berganti. Lalu tiba-tiba waktu berjalan dengan cepat, tiba-tiba kamu berdiri di masjid dengan mukena di tubuhmu, bersiap untuk shalat tanpa rukuk dan sujud. Lalu kamu tersadar dan kembali menangis, bertanya pada orang sekitar ”Ini beneran? Terus aku gimana? Keluargaku gimana?”, kamu akan sadar bahwa selama ini kamu terlalu bergantung padanya.

Lalu tiba-tiba kamu sudah berada di pemakaman, dengan raungan orang-orang di sekitarmu, menyaksikan tubuh seseorang diturunkan ke bumi, bersiap bertemu dengan Tuhannya.

Hal lain yang kamu sadari ketika seseorang berpulang adalah, orang yang tadinya kamu anggap kuat, ternyata ada titik dimana dia bisa rapuh. Kamu tidak akan pernah membayangkan melihat bapakmu yang selalu kuat di masa apapun akan menangis ketika seseorang berpulang. Kamu tidak pernah membayangkan menyaksikan bapakmu terbaring lemas karena kehilangan wanita tercintanya. Kamu yang tidak pernah melihat bapakmu menangis, akhirnya melihat sisi rapuhnya. Akhirnya kamu sadar bahwa harus ada orang kuat disisinya. Iya, kamu harus berdiri disampingnya, mengelus punggungnya yang bergetar, menggenggam tangannya dan mengatakan ”kita harus ikhlas ya pak”.

Saat pulang kamu akan sadar semua benda yang tertata di rumah adalah sentuhan akhirnya. Baju dilipat, tas menggantung, piring di rak, bantal berserakan, bahkan masker yang baru sekali dipakai adalah sentuhan akhirnya. Kamu seakan ingin membiarkannya tetap seperti itu, tidak ingin memindahkannya barang sedikitpun, tapi hidup harus tetap berjalan bukan? Tentu saja semua itu harus dirapikan. Dan lagi-lagi kamu tersadar, semua hal yang semula dianggap sepele sekarang akan menjadi hal yang dirindukan.

Haha.. Manusia memang selalu seperti itu.


Pict By PublicDomainPict

Komentar

Postingan Populer